Gerhana Matahari Cincin 10 Mei 2013

Keberadaan Matahari sebagai bola gas pijar berukuran raksasa dengan daya 1026 watt tidak hanya mensubsidi energi radiasi bagi milyaran manusia di planet Bumi, tetapi juga untuk mengetahui eksistensi batuan di ruang antar planet, termasuk planet dan komet anggota Tata Surya. Energi radiasi yang dipergunakan untuk menghidupi biosfer planet Bumi sekitar satu per satu milyar bagian dari energi yang dipancarkan dari seluruh permukaan Matahari.



Bila harga minyak mencapai 1 barrel mencapai 100$, secara kasar subsidi energi Matahari itu setiap hari ekivalen dengan 44 juta rupiah per-manusia Indonesia. Subsidi energi radiasi Matahari yang besar itu membuat hidup kita “nyaman”. Gerhana Matahari merupakan fenomena berkurangnya sorot energi Matahari karena terhalang oleh Bulan, fenomena ini setidaknya mengingatkan manusia atas subsidi energi yang sangat besar dan selalu berusaha memanfaatkannya untuk berbagai keperluan hidup.

Selain dayanya yang sangat besar, massa Matahari juga relatif sangat besar (1033 kg), massanya yang sangat besar tersebut mengikat planet serta semua anggota Tata Surya yang mengiringnya dengan gaya tarik gravitasi. Planet pengiring Matahari berukuran jauh lebih kecil sehingga membentuk bayang – bayang planet atau bayang – bayang satelit alam yang mengiringi planet dengan bentuk kerucut bayang – bayang umbra. Bentuk kerucut bayang – bayang umbra itu, diapit oleh kawasan penumbra. Di kawasan penumbra, bila pengamat memandang ke arah Matahari, sorot cahaya Matahari kurang dari 100%, karena sebagian diblok atau tertutup oleh benda langit pembentuk bayang – bayang tersebut. Makin dekat dengan kawasan umbra, makin besar sorot cahaya Matahari yang tertutup oleh benda langit tersebut. Sedang kawasan bayang – bayang umbra benda langit itu pada hakekatnya adalah suasana malam, manusia dapat menyaksikan bintang dan planet seperti malam hari.


Proses terjadinya gerhana matahari. Kredit: Sky & Telescope


Kenyataan ini menjelaskan mengapa bisa terjadi gerhana Matahari Total, arah pandang ke Matahari seluruhnya diblok atau tertutup oleh Bulan dan bisa terjadi gerhana Matahari Cincin, hanya bagian tengah bundaran Matahari diblok atau tertutup oleh bundaran Bulan yang lebih kecil. Gerhana Matahari Hibrida bisa terjadi bila ukuran diameter sudut Bulan dan diameter sudut Matahari hampir sama, perubahan jarak yang sedikit saja dalam kurun waktu berlangsungnya gerhana Matahari bisa mengubah status gerhana Matahari dari gerhana Matahari Total menjadi gerhana Matahari Cincin atau sebaliknya dari gerhana Matahari Cincin menjadi Gerhana Matahari Total.



Gerhana Matahari CIncin 26 Januari 2009. Kredit: Jeff Teng


Gerhana Matahari Cincin 10 Mei 2013


Walaupun gerhana Cincin, di wilayah Indonesia tidak dilalui jalur GMC sebagian kota di wilayah Indonesia hanya menyaksikan momen gerhana Matahari Sebagian (GBS). Di Yogya misalnya pada waktu Matahari terbit dalam keadaan gerhana dan pada akhir gerhana Matahari sebagian berakhir pada jam 06:27 wib, tinggi Matahari hanya 11 derajat. Di Bandung pada waktu Matahari terbit dalam keadaan gerhana dan pada akhir gerhana Matahari Sebagian berakhir pada jam 06:27 wib kedudukannya lebih rendah hanya 8 derajat, di Ternate GMS dimulai jam 04:50 wib, tinggi Matahari sekitar 6 derajat dan ketika GMS berakhir pada jam 06:45 wib tinggi Matahari mencapai +33 derajat. Pada momen akhir GMS di Indonesia tinggi Matahari bervariasi dari 0 derajat di Pakan Baru hingga 52 derajat di Jayapura.

Sebagian kota – kota di Indonesia hanya mempunyai kesempatan menyaksikan gerhana Matahari pada hari Jum’at pagi tanggal 10 Mei 2013 antara 1 menit di Pakan Baru hingga 2 jam 44 menit di Jayapura. Kota – kota di kawasan pulau Sumatera di Pakan Baru hanya berkesempatan mengamati gerhana Matahari Sebagian kurang dari 30 menit. Bila langit cerah di Pakan Baru kesempatan mengamat GMS sekitar 1 menit (antara jam 06:08 – 06:09 wib), di Tanjung Pinang sekitar 17 menit (antara jam 05:58 – 06:15 wib), di Jambi 14 menit (antara jam 06:02 – 06:16 wib), di Bengkulu 8 menit (antara jam 06:11 – 06:19 wib), di Palembang 19 menit (antara jam 06:00 – 06:19 wib), di Bandar Lampung 22 menit (antara jam 06:00 – 06:19 wib), Pangkal Pinang 25 menit (antara jam 05:53 – 06:19 wib). Sedangkan di kota – kota Padang, Banda Aceh dan Medan tidak dapat menyaksikan GMS 10 Mei 2013.

Bila langit cerah kota – kota di pulau Jawa berkesempatan mengamati momen GMS dari GMC 10 Mei 2013 kurang dari 1 jam. Misalnya di Jakarta kesempatan mengamati GMS sekitar 30 menit (antara jam 05:55 – 06:25 wib), di Serang 26 menit (antara jam 05:58 – 06:25 wib), di Bandung 33 menit (antara jam 05:58 – 06:25 wib), di Yogyakarta 47 menit (antara jam 05:43 – 06:30 wib), di Semarang 47 menit (antara jam 05:42 – 06:29 wib), di Surabaya 58 menit (antara jam 05:33 – 06:31 wib).

Bali, NTB dan NTT berkesempatan mmengamati lebih dari 1 jam misalnya di Denpasar 1 jam 10 menit (antara jam 05:25 – 06:35 wib), di Mataram 1 jam 15 menit (antara jam 05:21 – 06:36 wib), di Kupang 1 jam 52 menit (antara jam 04:54 – 06:46 wib).

Di Pulau Irian Jaya mencapai 2 jam lebih misalnya di Jayapura 2 jam 44 menit (antara jam 04:37 – 07:21 wib), Sorong 2 jam 13 menit (antara jam 04:42 – 06:55 wib) begitupula di Ambon 2 jam 13 menit (antara jam 04:38 – 06:51 wib). Sedang di Ternate 1 jam 55 menit (antara jam 04:50 – 06:45 wib).

Di Pulau Kalimantan misalnya mencapai lebih dari 1 jam kecuali di Pontianak 41 menit (antara jam 05:37 – 06:18 wib), di Palangkaraya 1 jam 5 menit (antara jam 05:22 – 06:27 wib), di Banjarmasin 1 jam 7 menit (antara jam 05:22 – 06:29 wib), di Samarinda 1 jam 22 menit (antara jam 05:07 – 06:29 wib).

Di Pulau Sulawesi kesempatan lebih dari 1.5 jam misalnya di Manado 1 jam 49 menit (antara jam 04:51 – 06:40 wib), Gorontalo 1 jam 47 menit (antara jam 04:50 – 06:37 wib), Kendari 1 jam 52 menit (antara jam 04:49 – 06:41 wib), Makassar 1 jam 33 menit (antara jam 05:04 – 06:37 wib), Mamuju 1 jam 31 menit (antara jam 05:03 – 06:34 wib), Palu 1 jam 37 menit (antara jam 04:56 – 06:33 wib).



Tabel Gerhana Matahari Sebagian yang terjadi di kota-kota besar di Indonesia.


Source

No comments:

Post a Comment

kebutuhan hasrat lelaki